EDUKATIF. Kabupaten Kutai merupakan kelanjutan dari Kesultanan Kutai
Kartanegara ing Martadipura. Setelah Republik Indonesia
berdiri, pada tahun 1947 Kesultanan Kutai Kartanegara dengan status Daerah Swapraja Kutai masuk kedalam Federasi Kalimantan Timur bersama-sama daerah Kesultanan lainnya seperti Bulungan, Sambaliung, Gunung Tabur dan Pasir. Kemudian pada 27 Desember 1949 masuk dalam Republik Indonesia Serikat.
|
Add caption |
|
Add caption |
Pada tahun 1999, wilayah Kabupaten Kutai dimekarkan menjadi 4 daerah otonom berdasarkan UU No.47 Th.1999, yakni:
1. Kabupaten Kutai dengan ibukota Tenggarong
2. Kabupaten Kutai Barat dengan ibukota Sendawar
3. Kabupaten Kutai Timur dengan ibukota Sangatta
4. Kota Bontang dengan ibukota Bontang
Salah satu obyek wisata bersejarah di kota Tenggarong yang saat ini masih menjadi primadona pariwisata Kutai Kartanegara adalah Museum Mulawarman. Setiap hari libur, bekas keraton atau istana Kesultanan Kutai Kartanegara ini tak pernah sepi dari kunjungan para wisatawan lokal maupun mancanegara.
Bangunannya yang megah dan didominasi warna putih menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan untuk selalu menyempatkan diri berpose didepan keraton yang dirancang dengan gaya arsitektur kolonial ini. Bangunan ini sendiri dirancang oleh Estourgie dari Hollandsche Beton Maatschappij (HBM) yang dibangun pada tahun 1936 tepat pada masa pemerintahan Sultan Adji Mohamad Parikesit.
Begitu memasuki ruang pertama Museum, kita dapat melihat benda-benda bersejarah peninggalan Kesultanan Kutai Kartanegara seperti singgasana Sultan Kutai yang diapit dua arca Lembu Swana, sementara di latar belakangnya terdapat dua mozaik gambar Sultan Kutai Kartanegara ke-17 AM Soelaiman dan Sultan Kutai Kartanegara ke-18 AM Alimoeddin. Selain itu ada pula lukisan Sultan AM Parikesit, payung kebesaran Kesultanan serta tiga buah patung perunggu dari Eropa.
Masih banyak lagi koleksi benda-benda peninggalan Kesultanan Kutai Kartanegara yang dapat dilihat melalui Museum Mulawarman, misalnya lemari kristal yang didalamnya tersusun rapi seperangkat alat upacara Pangkon Perak, perhiasan, keris dan tombak, kursi santai yang biasa digunakan Sultan untuk beristirahat, ada pula rehal atau alas kitab suci Al Qur'an dan kursi yang terbuat dari tanduk rusa Siberia dan tanduk rusa lokal yang biasa digunakan keluarga Sultan untuk mengaji.
Memasuki bagian dalam Museum, koleksi yang disajikan makin beragam. Ada benda-benda arkeologi berupa prasasti dan arca-arca peninggalan kerajaan Hindu tertua di Indonesia yakni Kerajaan Kutai Martadipura yang terkenal dengan rajanya Mulawarman. Selain itu, ada pula koleksi hasil tenunan dari suku Dayak Benuaq yang dikenal dengan nama ulap doyo lengkap dengan alat tenun tradisionalnya. Ada pula koleksi ukiran-ukiran khas dari suku Dayak Kenyah, Benuaq, Busang, Modang, Punan dan etnis Dayak lainnya.
Sementara pada ruang bagian belakang, kita dapat menyaksikan minirama mengenai lahirnya Aji Batara Agung Dewa Sakti yang kemudian menjadi raja Kutai Kartanegara pertama, lahirnya Puteri Karang Melenu yang kemudian menjadi permaisuri raja Kutai Kartanegara pertama, ada pula minirama pertambangan batubara, industri kayu, tanaman khas Kalimantan, Pesut Mahakam dan masih banyak lagi.
Selain itu, terdapat pula koleksi uang kuno yang pernah beredar pada masa pemerintahan Hindia Belanda, Jepang hingga Indonesia merdeka. Sebelum keluar dari Museum Mulawarman, pengunjung terlebih dahulu melewati ruang bawah tanah yang menyajikan koleksi ratusan keramik kuno buatan Cina, Thailand, Vietnam, Jepang, Eropa dan masih banyak lagi.
Sajian koleksi Museum Mulawarman ditutup dengan benda-benda koleksi nusantara seperti pakaian adat tiap provinsi di Indonesia, miniatur candi Borobudur dan Prambanan, tenunan dari daerah Sumatera, senjata tradisional serta alat musik tradisional.
Begitu keluar dari Museum Mulawarman, pandangan kita akan tertuju pada sebuah bangunan kayu yang tak lain adalah kompleks makam Sultan dan para kerabat Kesultanan Kutai Kartanegara. Disinilah dapat dijumpai makam pendiri kota Tenggarong Aji Imbut gelar Sultan AM Muslihuddin, makam Sultan AM Sulaiman dan Sultan AM Parikesit.
Bagi pengunjung yang ingin melepas lelah, di kompleks Museum Mulawarman juga terdapat warung-warung yang menyajikan aneka makanan dan minuman. Tak hanya itu, kios-kios cenderamata juga tersedia bagi para wisatawan yang ingin membawa pulang kenang-kenangan khas Kalimantan Timur. (Ary)
Jembatan yang menghubungkan antara Kota Tenggarong (Kota) dan Tenggarong Seberang (Kecamatan) yang lebih memudahkan jalur transportasi antara Tenggarong dan Samarinda. Jembatan ini di mulai direncanakan pada masa kepemimpinan Bupati Said Syafran dan diresmikan pada masa kepemimpinan Bupati Sulaiman.
Category: bridge
Apabila suatu waktu bertandang ke Kaltim, sempatkan diri untuk mengunjungi Pulau Kumala! Ini pulau wisata....Pulau yang benar-benar diperuntukkan wisata!
"Ngabuburit" di Kalimantan Timur
Banyak cara yang bisa dilakukan untuk menghabiskan waktu sambil menunggu waktu berbuka puasa (ngabuburit). Salah satu cara yang banyak dilakukan warga Kalimantan Timur (Kaltim), khususnya warga Kota Samarinda (ibu kota Kaltim, Red), adalah duduk-duduk di sepanjang Sungai Mahakam sambil bersenda-gurau atau memancing ikan.
Di luar bulan Ramadan, tepi Sungai Mahakam hanya ramai dipenuhi warga pada saat akhir pekan, seperti malam Minggu atau Minggu malam. Memasuki bulan Ramadan, kini tepian Sungai Mahakam dipenuhi orang yang ingin menunggu datangnya beduk magrib setiap sore. Para penjual makanan, mainan, baju, atau berbagai aksesoris pun tak melewatkan kesempatan itu. Mereka ikut memenuhi areal pinggir Sungai Mahakam, menunggu warga yang akan mampir ke tenda-tenda dagangan mereka.
Banyak pemandangan yang bisa dinikmati dari pinggir Sungai Mahakam. Bagi pengunjung, lalu-lalang kapal pengangkut batu bara yang nyaris tak pernah berhenti, menyajikan pemandangan yang menarik direkam. Aktivitas masyarakat yang tinggal di pinggir Sungai Mahakam, kadang juga menjadi pemandangan unik yang bisa disaksikan dari pinggir sungai. Kalau kemudian bosan hanya duduk-duduk di pinggir sungai, pengunjung bisa memilih naik perahu motor menyusuri Sungai Mahakam. Dari tengah Sungai Mahakam pengunjung bisa menikmati embusan angin sore sambil menikmati suasana jalan raya atau suasana saat matahari mulai terbenam dari atas perahu.
Dari atas perahu juga pengunjung bisa melihat bangunan Masjid Raya Darussalam yang berada di tepi sungai. Sekitar tahun 1990-an masjid besar itu dipugar menyerupai sebuah masjid di Timur Tengah. Masjid berkonstruksi beton tiga lantai yang dapat menampung sekitar 14.000 jemaah itu dilengkapi taman, kolam, dan perpustakaan.
Sungai Mahakam mengitari sebagian besar wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai Barat, dan Kota Samarinda. Bila malam hari beberapa warung makan serta warung jagung bakar tampak memenuhi tepian sungai.
Beberapa objek wisata juga menjadi incaran masyarakat setempat untuk mengisi waktu menunggu waktu berbuka puasa. Di antaranya objek wisata Pulau Kumala, yang terletak di Kabupaten Kutai Kartanegara. Objek wisata ini terletak di sebuah pulau di tengah Sungai Mahakam. Tempat itu merupakan taman rekreasi yang memadukan antara teknologi modern dan budaya tradisional. Untuk mencapai tempat itu pengunjung harus menyeberangi Sungai Mahakam dengan menggunakan perahu motor yang tersedia di sebuah dermaga khusus. Dermaga tersebut terletak di Jalan Diponegoro, Kota Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara.
Tak hanya masyarakat setempat yang kerap mengunjungi tempat itu. Turis asing maupun domestik juga menyempatkan diri untuk menyambangi objek wisata yang kini masih terus dikembangkan itu. Dulunya pulau seluas 76 hektare itu adalah lahan tidur berupa semak belukar. Sejak beberapa tahun terakhir sebagian dari kawasan itu telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas hiburan. Pulau wisata itu rencananya akan dirampungkan pembangunannya dengan biaya ratusan miliar rupiah. Di objek wisata Pulau Kumala itu pengunjung akan menemukan menara gantung (sky tower) yang tingginya mencapai 100 meter. Bentuknya berupa piringan raksasa yang mampu memuat sekitar 70 orang. Piringan tersebut akan naik ke menara hingga mencapai ketinggian sekitar 80 meter.
Di ketinggian itu, piringan yang dilengkapi dengan pendingin ruangan serta musik itu akan berputar perlahan sehingga pengunjung yang berada di sana dapat menikmati suasana dan keindahan Pulau Kumala dari udara. Selain itu pengunjung juga bisa menyusuri kawasan Pulau Kumala dengan menumpang kereta api mini. Sejumlah permainan anak-anak juga tersedia di arena permainan anak-anak. Fasilitas hiburan yang paling terkenal serta terfavorit dari pulau itu adalah kereta gantung (sky lift) yang menghubungkan pulau itu dengan daratan Kota Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara.
Bagi mereka yang mengunjungi Kaltim rasanya belum lengkap jika tidak mencoba sky lift sepanjang 1.300 meter yang membentang di atas Pulau Kumala tersebut. Patung Lembu Swana ukuran raksasa yang indah karya pematung terkenal Nyoman Nuarta, berdiri tegak di salah satu sudut Pulau Wisata Kumala. Konon, patung Lembu Swana merupakan sosok legenda hewan sakti berbadan berupa lembu, berbelalai gajah, dan memiliki sayap laksana burung. Nah, kapan lagi berwisata ke Kalimantan Timur?