Senin, 21 Juli 2008

Arti Kemerdekaan

Arti KemerdekaanEDUKATIF | Setengah abad lebih Indonesia merdeka, selama itu pula negeri ini sudah terbebas dari belenggu-belenggu peradaban yang cukup menyiksa nenek moyang kita. Detik-detik pengesahan kemerdekaan di laksanakan di jalan pegangsaan 5 jakarta, sejak saat itu negeri ini di anggap sah sebagai negara yg terbebas dari kontrol dan tindasan dari bangsa asing yg berabad-abad lalu telah menguasai bangsa ini.
Setengah abad lebih Indonesia merdeka, selama itu pula rakyatnya tidak mendapatkan apa apa. Yang mereka dapatkan hanyalah kemelaratan, kesengsaraan, ancaman, doktrinasi, penipuan, live service atau penipu-penipu ulung yang mengatas namakan rakyat.
Ratusan ribu gedung yang menjulang, apartemen mewah, kondominium, rumah KPR, jembatan megah serta jalan tol, semuanya dijadikan lambang keberhasilan dari kemerdekaan negeri ini. Tapi benarkah hal itu yang dikehendaki oleh rakyat? Jawabannya adalah Maybe yes, Maybe no.
Indonesia ini sudah merdeka bagi mereka yang terbiasa mengejar materi dan kepuasan dan kekayaan duniawi semata, itulah kemerdekaan dalam arti yang semu. Tapi bagi kita yang mendambakan kemerdekaan seutuhnya, bangsa ini tak ayal seperti keadaan indonesia 150 tahun lalu. Kalau 150 tahun lalu yang menjajah adalah bangsa belanda dan sebagainya, tapi sekarang penjajahnya adalah banga kita sendiri. Lihatlah betapa naif dan butanya mata hati para penguasa negeri ini ketika mereka memaksa untuk berkunjung ke luar negeri. Sementara rakyat negeri ini mejerit kekurangan minyak atau busung lapar yang mewabah di penjuru negeri. Pernahkah para penguasa menceritakan perihal hasil kunjungan mereka yang katanya untuk studi banding? Tidak! Bahkan, yang muncul adalah gambar-gambar anggota dewan yang mulya yang sedang berbelanja barang mewah yang di beli dengan menggunakan uang yang seharusnya di sumbangkan kepada rakyat yg melarat di negeri ini.
Mari kita berbenah diri dan merenungi arti dari kemerdekaan yg sedang kita angkat ini, kita sesungguhnya belum merdeka. Kita masih menjadi budak dari segelintir orang yang dipenuhi oleh hawa nafsu untuk menguasai negeri ini demi kepentingan pribadi. Lihatlah korupsi, kolusi, dan nepotisme tetap menjadi hantu yang telah meneror, mengakar dan menyebar di seluruh negeri tanpa bisa ada yang bisa membuatnya berhenti. Dengan leluasa para koruptor terus merajalela dan mencuri keping demi keping emas batangan serta uang rakyat negeri ini.
Haruskah, negeri ini tetap tenggelam dalam perbudakan di alam kemerdekaan yang sudah berusia 63 tahun ini? Haruskah kita terus diperbudak oleh manusia-manusia yang hanya melihat sesuat bagus di atas kertas? Haruskah kita terus berdiam diri?
Kemerdekaan di negeri ini sepertinya hanya dirasakan oleh rakyat dalam bentuk iring-iringan karnaval serta panjat pinang atau berbagai perlombaan untuk melupak sejenak beban kehidupan. Minimal rakyat negeri ini bisa tersenyum bersama satu tahun sekali ketika mereka memperingati ulang tahun negerinya kemerdekaan negerinya. Namun sesungguhnya mereka mungkin tidak menyadari bahwa negeri ini sebenarnya masih dijajah oleh KORUPSI yang mungkin tidak lama lagi akan menghancurkan negerinya sendiri....!
Adil dan makmur secara merata ke seluruh negeri. Adil dalam arti kita merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain tanpa membedakan ras, suku, agama dan budaya. Makmur dalam arti kita sudah bisa hidup dalam kesejahteraan secara materi dan non materi. Adil dan makmur dalam arti kita bisa sejahtera secara moral dan bisa memandang diri dan orang lain sama seperti kita memandang diri kita sendiri. Itulah arti kemerdekaan yang sesungguhnya.. Gimana sobat??