Kritik sastra adalah tanggapan objektif dari seseorang terhadap suatu karya orang lain dengan menguraikan secara rinci baik buruknya sebuah karya.
- Pilihlah pengarang yang anda sukai
- Pilihlah materi yang paling anda kuasai
- Masukanlah beberapa pandangan orang terhadap karya tersebut
- Mulailah menulis kritik
Djenar Maesa Ayu. Siapa yang tidak mengenal sosok perempuan ini? Berarti orang tidak berdekatan dengan sastra. Dia seorang cerpenis, penulis kritik sastra juga, sekarang sudah menerbitkan sebuah novel.
Karya-karya Djenar yang lebih pada cerpen sering kali bernuansa ironi, sinisme, bahkan sarkasme. Dengan bahasa yang kasar namun tetap elegan –bagi saya tentunya– membuat karya-karya layak diperhitungkan dalam dunia kesusatraan Indonesia.
Salah satu karya yang saya bahas di sini adalah kumpulan cerpennya yang berjudul Jangan Main-Main dengan Kelaminmu yang banyak menuai kontroversi. Banyak kelompok, terutama perempuan yang agamis, mengecam karyanya Djenar.
Mereka bilang karya Djenar itu vulgar dan tanpa tendeng aling-aling untuk membicarakan hal yang tabu dalam karyanya. Djenar itu selalu menghasilkan karya yang berbau porno. Namun, biarlah mereka bilang porno dari kacamata mereka yang menyamakan cerpen Djenar sama seperti mereka membaca majalah Playboy.
Jika kita lebih bijaksana dalam menilai sesuatu tentunya kita akan menilai sebuah karya dari berbagai sudut pandang, tidak melihat dari satu sisi saja. Bukankah hidup manusia itu terdiri atas berbagai macam frame?
Begitu pun karya sastra, yang tidak bisa dinilai dari satu sisi saja. Jika bahasa djenar itu vulgar, bagai saya itu hanya gaya seseorang saja dalam menyampaikan gagasannya.
Dalam kumpulan cerpen Jangan Main-Main dengan Kelaminmu, Djenar menggambarkan sebuah dunia yang dipenuhi dengan orang-orang yang sakit, dunia orang-orang yang terluka, terasingkan, dan terkhianati. Dalam kumpulan cerpen ini kita dapat menyimpulkan bahwa di dunia yang jahat ini tidak ada pijakan yang kokoh untuk dijadikan pegangan hidup.
Tokoh-tokoh yang dihadirkan seolah datang dari sisi gelap dunia, jahat, sinis, dan jauh dari kesan hero. Mereka yang hadir dalam kumpulan cerpen ini penuh paradoks.
Sumber: www.anneahira.com