Rabu, 12 Desember 2012

Makalah - Sosiologi Sebagai Ilmu Pengetahuan

BAB I
PENDAHULUAN


Sosiologi Sebagai Ilmu Pengetahuan

A.Latar Belakang Sosiologi

Sosiologi Sebagai Ilmu Pengetahuan dan Konsep Tentang Realitas Sosial Budaya sebagaimana yang telah guru kami sampaikan bahwa ilmu sosiologi pertama kali digunakan oleh seorang filosof perancis yang bernama Auguste Marie Francois Savier Comte, berkat jasanya itu Auguste Comte di juluki sebagai bapak sosiologi. Untuk lebih jelasnya kita akan menjelaskan dibawah ini

B. Identifikasi Masalah
  • Apa itu sosiologi ?
  • Mengapa Soiologi Sebagai Ilmu pengetahuan ?
  • Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang kehidupan dan tingkah laku terutama yang berkailtannya dengan satu system social, dan menyelidiki ikatan-ikatan anatar manusia yang menguasai kehidupan dengan mencoba mengerti sifat dan maksud hidup bersama, cara terbentuk dan tumbuh serta berubah nya perserikatan-perserikatan hidup serta kepercayaan dan keyakinan, memberisifat tersendiri kepada cara hidup bersama dalam tiap persekutuan hidup manusia. Sosiologi dapat membantu kita untuk mengontrol atau mengendalikan setiap tindakan dan peilaku kita dalam kehidupan bermasyarakat.
  • Karena ilmu sosiologi dapat bermanfaat dalam bidang ilmu pengetahuan, misalnya sosiologi mampu mengkaji status dan peran kita sebagai anggota masyarakat, serta dapat menilai ‘dunia’ atau ‘budaya’ lain yang belum kita ketahuai.dengan adanya ilmu sosiologi kita dapat mengetahui apa yang belum kita ketahui mengenai hal social.
C. Rumusan Masalah
Maka jelaslah apa itu sosiologi, dan mengenai sosiologi sebagai ilmu pengetahuan, jadi kita dapat mengetahui bahwa ilmu sosiologi ilmu yang berkaitan erat nya dengan social dan peranan nya yang begitu bermanfaat bagi masyarakat.Pokok bahasan sosiolgi ada empat:

  1. Fakta sosial sebagai cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang berada di luar individu dan mempunya kekuatan memaksa dan mengendalikan individu tersebut. Contoh, di sekolah seorang murid diwajidkan untuk datang tepat waktu, menggunakan seragam, dan bersikap hormat kepada guru. Kewajiban-kewajiban tersebut dituangkan ke dalam sebuah aturan dan memiliki sanksi tertentu jika dilanggar. Dari contoh tersebut bisa dilihat adanya cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang ada di luar individu (sekolah), yang bersifat memaksa dan mengendalikan individu (murid).
  2. Tindakan sosial sebagai tindakan yang dilakukan dengan mempertimbangkan perilaku orang lain. Contoh, menanam bunga untuk kesenangan pribadi bukan merupakan tindakan sosial, tetapi menanam bunga untuk diikutsertakan dalam sebuah lomba sehingga mendapat perhatian orang lain, merupakan tindakan sosial.
  3. Khayalan sosiologis sebagai cara untuk memahami apa yang terjadi di masyarakat maupun yang ada dalam diri manusia. Menurut Wright Mills, dengan khayalan sosiologi, kita mampu memahami sejarah masyarakat, riwayat hidup pribadi, dan hubungan antara keduanya. Alat untuk melakukan khayalan sosiologis adalah persmasalahan (troubles) dan isu (issues). Permasalahan pribadi individu merupakan ancaman terhadap nilai-nilai pribadi. Isu merupakan hal yang ada di luar jangkauan kehidupan pribadi individu. Contoh, jika suatu daerah hanya memiliki satu orang yang menganggur, maka pengangguran itu adalah masalah. Masalah individual ini pemecahannya bisa lewat peningkatan keterampilan pribadi. Sementara jika di kota tersebut ada 12 juta penduduk yang menganggur dari 18 juta jiwa yang ada, maka pengangguran tersebut merupakan isu, yang pemecahannya menuntut kajian lebih luas lagi.
  4. Realitas sosial adalah penungkapan tabir menjadi suatu realitas yang tidak terduga oleh sosiolog dengan mengikuti aturan-aturan ilmiah dan melakukan pembuktian secara ilmiah dan objektif dengan pengendalian prasangka pribadi, dan pengamatan tabir secara jeli serta menghindari penilaian normatif

BAB II
PEMBAHASAN MASALAH
A.Pengertian Sosiologi
Istilah sosiologi berasal dari kata “socious” (bahasa latin) yang artinya teman atau kawan, dan “logos” (bahasa Yunani) yang artinya ilmu pengetahuan. Secara harfiah sosiologi berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari hubungan antar teman. Yang dimaksud hubungan antar teman meliputi antara orang yang satu dengan orang yang lain, baik yang bersungguh-sungguh teman atau sahabat maupun lawan atau musuh. Pengertian ini diperluas sedikit menjadi “Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari interaksi manusia di dalam masyarakat.”
Istilah sosiologi digunakan pertama kali oleh seorang filosof dari Perancis yang bernama Auguste Marie Francois Savier Comte, ini terkenal dengan sebutan Auguste Comte pada tahun (1798 – 1857), dalam bukunya “Course de Philosophie Positive”. Karena jasanya maka Auguste Compte disebut sebagai Bapak Sosiologi. Berikut ini definisi sosiologi menurut para ahli :

Allan Jhonson. Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan dan perilaku, terutama dalam kaitannya dengan satu sistem sosial dan bagaimana sistem tersebut mempengaruhi orang dan bagaimana pula orang yang terlibat didalamnya mempengaruhi sistem itu.

Anthony Giddens
Sosiologi merupakan studi tentang kehidupan sosial manusia, kelompok dan masyarakat.

Herbert Spencer dari Inggris
Sosiologi adalah penelitian tentang susunan – susunan dan proses – proses dari kehidupan sosial sebagai suatu keseluruhan.

Hassan Shadily
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hidup bersama dalam masyarakat, dan menyelidiki ikatan – ikatan antara manusia yang menguasai kehidupan dengan mencoba mengerti sifat dan maksud hidup bersama, cara terbentuk dan tumbuh, serta berubahnya perserikatan – perserikatan hidup serta kepercayaan dan keyakinan, memberi sifat tersendiri kepada cara hidup bersama dalam tiap persekutuan hidup manusia.

Pitirim A. Sorokin
Sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari :
  • Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala sosial, misalnya gejala ekonomi dan agama, keluarga dan moral, hukum dan ekonomi, gerak masyarakat dan politik, dan sebagainya.
  • Hubungan dan saling pengaruh antara gejala – gejala sosial dan gejala – gejala non sosial, misalnya gejala geografis, biologis dan sebagainya, serta
  • Ciri – ciri umum semua jenis gejala sosial.
Mayor Polak
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat sebagai keseluruhan, yakni hubungan diantara manusia, manusia dengan kelompok, kelompok dengan kelompok, baik kelompok formal maupun kelompok material atau kelompok statis maupun kelompok dinamis.

Roucek dan Warren
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antar manusia dengan kelompok.

Lahirnya Sosiologi
Sosiologi lahir berkaitan dengan terjadinya perubahan sosial masyarakat di Eropa Barat pada masa Revolusi Industri (di Inggris) dan Revolusi Sosial ( di Perancis).
                                                                                                      
1. Tokoh-tokoh sosiologi antara lain sebagai berikut :
Auguste Comte (1798 – 1857)
Istilah sosiologi pertama kali dikemukakan oleh Auguste Comte seorang ahli filsafat Perancis pada tahun 1839, yang kemudian dikenal sebagai Bapak Sosiologi. Sumbangannya terhadap sosiologi antara lain sebagai berikut :

1. Sosiologi harus didasarkan pada pengamatan, perbandingan, eksperimen, dan metode historis secara sistematik. Objek yang dikaji harus berupa fakta, onjektif, bermanfaat, serta mengarah pada kepastian dan kecermatan.
2. Auguste Comte menjelaskan bahwa dalam menjelaskan gejala alam dan gejala sosial, manusia akan melewtai tiga jenjang yang dikenal dengan hukum tiga jenjang yaitu :
  • jenjang teologi
  • jenjang metafisika dan
  • jenjang positif
3. Auguste Comte mengatakan bahwa sosiologi merupakan ratu ilmu – ilmu sosial dan menempati peringkat teratas dalam hierarki ilmu – ilmu sosial.
4. Auguste Comte membagi sosiologi ke dalam dua bagian, yaitu statistika sosial (sosial statics) dan dinamika sosial (sosial dinamics).

Sosiologi sebagai ilmu (sifat hakekat)
Menurut Soerjono Soekanto, ilmu dapat didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis dengan menggunakan kekuatan pemikiran (logika). Pengetahuan harus bersifat objektif, artinya selalu dapat diperiksa dan diuji secara kritis oleh orang lain. Tidak semua pengetahuan dapat disebut ilmu. Hanya pengetahuan yang tersusun secara sistematis dan teruji kebenarannya yang dapat disebut sebagai ilmu.
Sosiologi dapat disebut sebagai ilmu karena sudah memenuhi syarat – syarat tersebut. Sosiologi merupakan ilmu yang berdiri sendiri yang objeknya adalah masyarakat. Sosiologi dapat disebut memenuhi syarat sebagai ilmu pengetahuan karena memiliki sifat – sifat :
  • Sosiologi bersifat empiris, artinya sosiologi didasarkan pada observasi (pengamatan) terhadap kenyataan dan akal sehat serta hasilnya tidak bersifat spekulatif melainkan objektif;
  • Sosiologi bersifat teoritis, artinya selalu berusaha menyusun abstraksi dari hasil – hasil observasi, merupakan unsur – unsur yang tersusun secara logis serta bertujuan untuk menjelaskan antar hubungan dan sebab akibat sehingga menjadi teori;
  • Sosiologi bersifat kumulatif, artinya teori – teori sosiologi terbentuk atas dasar teori – teori yang sudah ada;
  • Sosiologi bersifat nonetis, artinya yang menjadi inti persoalan dalam sosiologi bukanlah persoalan baik buruknya suatu fakta, melainkan tujuan yang hendak dicapai dengan menjelaskan fakta – fakta tersebut.
Ciri-ciri sosiologi sebagai berikut :
  • Sosiologi merupakan ilmu sosial (bukan ilmu alam atau kerohanian)
  • Sosiologi bersifat kategoris (bukan normatif)
  • Sosiologi merupakan ilmu murni (bukan terapan)
  • Sosiologi bersifat abstrak (bukan konkret)
  • Sosiologi bertujuan untuk mendapatkan pola-pola umum terinteraksi.
  • Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan empiris – rasional.
  • Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang umum (bukan khusus)
  • Objek Sosiologi
  1. Objek material sosiologi adalah kehidupan sosial, gejala – gejala dan proses hubungan antar manusia yang mempengaruhi kesatuan hidup manusia itu sendiri.
  2. Objek formal sosiologi lebih ditekankan pada manusia sebagai mahkluk sosial atau masyarakat yaitu hubungan antar manusia serta proses yang timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat.
2. Cabang-cabang sosiologi terdiri atas :
  1. Sosiologi Politik. Sosiologi politik adalah suatu cabang sosiologi yang mengkaji hubungan antara gejala–gejala kemasyarakatn dengan politik.
  2. Sosiologi Hukum. Sosiologi hukum adalah cabang sosiologi yang mempelajari hubungan antara gejala – gejala kemasyarakatan dengan hukum.
  3. Sosiologi Pendidikan. Sosiologi pendidikan adalah cabang sosiologi yang mengkaji hubungan gejala – gejala kemasyarakatan dengan pendidikan.
  4. Sosiologi Agama. Sosiologi agama adalah bagian dari ilmu sosiologi yang mempelajari hubungan gejala kemasyarakatan dengan agama.
  5. Sosiologi Kekeluargaan. Sosiologi kekeluargaan adalah cabang sosiologi yang membahas hubungan gejala – gejala kemasyarakatan dengan keluarga.
  6. Sosiologi Kesenian. Sosiologi kesenian adalah cabang sosiologi yang membahas hubungan gejala – gejala kemasyarakatan dengan seni.
  7. Sosiologi Kedokteran. Sosiologi kedokteran adalah cabang sosiologi yang membahas hubungan gejala – gejala kemasyarakatan dengan kedokteran.
  8. Sosiologi Ilmu Pengetahuan. Sosiologi ilmu pengetahuan adalah cabang sosiologi yang membahas hubungan gejala – gejala kemasyarakatan dengan ilmu pengetahuan.
  9. Sosiologi Ekonomi. Sosiologi ekonomi adalah cabang sosiologi yang membahas hubungan gejala-gejala kemasyarakatan dengan ekonomi.
  10. Sosiologi Persengketaan. Sosiologi persengketaan adalah cabang sosiologi yang membahas hubungan gejala – gejala kemasyarakatan dengan persengketaan.
B.Sosiologi Sebagai Ilmu
1. Manfaat sosiologi antara lain sebagai berikut :
Sosiologi dapat membantu kita untuk mengontrol atau mengendalikan setiap tindakan dan perilaku kita dalam kehidupan bermasyarakat. Sosiologi mampu mengkaji status dan peran kita sebagai anggota masyarakat, serta dapat menilai ‘dunia’ atau ‘budaya’ lain yang belum kita ketahui. Dengan bantuan sosiologi kita akan makin memahami nilai, norma, tradisi, dan keyakinan yang dianut oleh masyarakat lain, serta memanfaatkan perbedaan –perbedaan yang ada tanpa menyebabkan timbulnya konflik diantara anggota masyarakat yang berbeda. Bagi kita sebagai generasi penerus, mempelajari sosiologi membuat kita lebih tanggap, kritis, dan rasional dalam menghadapi gejala-gejala sosial masyarakat yang makin kompleks dewasa ini, serta mampu mengambil sikap dan tindakan yang tepat dan akurat terhadap setiap situasi sosial yang kita hadapi sehari – hari.

Metode – metode Sosiologi
Sebagai suatu metode sosiologi menggunakan metode ilmiah dalam mempelajari gejala – gejala alamiah khususnya gejala kemasyarakatan. Teknik dasar dalam metode ilmiah adalah observasi ilmiah atau disebut juga penalaran.

Menurut Paul B. Horton, teknik riset dalam sosiologi, antara lain sebagai berikut :
Study Cross – sectional dan longitudinal, yakni suatu pengamatan yang meliputi suatu daerah yang luas dan dalam suatu jangka waktu tertentu. Sedangkan studi longitudinal adalah studi yang berlangsung sepanjang waktu yang menggambarkan suatu kecenderungan atau serangkaian pengamatan sebelum dan sesudahnya.
Eksperimen laboratorium dan eksperimen lapangan. Dalam eksperimen laboratorium, subjek orang dikumpulkan dalam suatu tempat “laboratorium” kemudian diberi pengalaman sesuai dengan yang diinginkan peneliti, kemudian dicatat dan ditarik kesimpulan.Penelitian pengamatan, hampir sama dengan eksperimen, tetapi dalam penelitian ini peneliti tidak mempengaruhi terjadinya suatu kejadian.

2 .Jenis-jenis Metode Yang Digunakan Dalam Sosiologi Metode Kualitatif :
Metode kualitatif mengutamakan bahan atau hasil pengamatan yang sukar diukur dengan angka. Metode ini meliputi :
  • Metode historis, yaitu menganalisis peristiwa – peristiwa masa lalu untuk merumuskan prinsip – prinsip umum;
  • Metode komparatif, yaitu membandingkan antara bermacam – macam – macam masyarakat;
  • Metode studi kasus, alat-alat yang diperlukan : a) wawancara, b) daftar pertanyaan, c) pengamatan partisipasi
Metode Kuantitatif
Metode kuantitatif mengutamakan bahan – bahan keterangan dengan angka atau gejala – gejala yang diteliti dapat diukur dengan skala, indeks, tabel, dan formula. Termasuk dalam metode ini adalah metode statistik, dimana gejala – gejala masyarakat sebelum dianalisis dikuantifikasi terlebih dahulu.


BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

Sesuai yang dikatakan oleh auguste comte sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang kehidupan sosial dalam masyarakat yang sangat berguna dalam kehidupan masyarakat karna sosiologi dapat membantu masyarakat dalam menyelesaiankan berbagai persoalan dalam kehidupan. Dan Secara harfiah sosiologi berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari hubungan antar teman. Yang dimaksud hubungan antar teman meliputi antara orang yang satu dengan orang yang lain, baik yang bersungguh-sungguh teman atau sahabat maupun lawan atau musuh. Pengertian ini diperluas sedikit menjadi “Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari interaksi manusia di dalam masyarakat.”


SARAN

Di dalam kehidupan bermasyarakat sering terjadi sebuah konkrit yang harus di selesaikan dengan baik dengan demikian ilmu sosiologi dapat membantu menangani dan menyelesaikan konkrit itu secara baik. Memang tidak mudah untuk dapat menyelesaikan konkrit itu tapi dengan bermodalkan ilmu sosiologi yang di dapat sedikit demi sedikit jika di laksanakan dengan baik maka perlahan-lahan sebuah konkrit itu dapat terselesaikan.


DAFTAR PUSTAKA

William D Perdue. 1986. Sociological Theory: Explanation, Paradigm, and Ideology. Palo Alto, CA: Mayfield Publishing Company. Hlm. 20
Kamanto Sunarto. 2004. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI. Hlm. 5
James. M. Henslin, 2002. Essential of Sociology: A Down to Earth Approach Fourth Edition. Boston: Allyn and Bacon. Hlm 10
Pitirim Sorokin. 1928. Contemporary Sociological Theories. New York: Harper. Hlm. 25
Randall Collins. 1974. Conflict Sociology: Toward an Explanatory Science. New York: Academic Press. Hlm. 19
George Ritzer. 1992. Sociological Theory. New York: Mc Graw-Hill. Hlm. 28
Sosiologi: KBBI. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka, 2002
Andrey Korotayev, Artemy Malkov, and Daria Khaltourina, Introduction to Social Macrodynamics, Moscow: URSS, 2006.

Sosiologi Sebagai Ilmu Pengetahuan