Jumat, 01 April 2011

Kelelawar Bernilai USD3,7 Miliar Bagi Ekonomi AS

Kelelawar
WASHINGTON - Kelelawar memang mahluk yang menyeramkan. Namun tahukah anda jika hewan tersebut sangat penting bagi perekonomian Amerika Serikat (AS)?

Menurut studi yang dilakukan para peneliti AS dan Afrika Selatan, yang telah dipublikasikan di jurnal Science, kematian para kelelawar di AS berimbas pada menurunnya perekonomian AS dan merugikan ekonomi negara tersebut sebanyak miliaran dolar per tahun.

Di Amerika Utara, pada 2006 lalu, hewan predator itu pernah dimusnahkan karena dianggap menjadi penyebab munculnya penyakit jamur yang disebut dengan white nose syndrome.

Ternyata belakangan diketahui, kematian kelelawar tersebut menyebabkan kerugian sebesar USD3,7 miliar per tahun yang dialami oleh para petani. Pasalnya kematian kelelawar dapat berarti hilangnya pestisida alami yang memiliki nilai penting bagi para petani.

"Tanpa kelelawar hasil panen akan sangat berpengaruh. Penggunaan pestisida akan semakin meningkat. Bahkan jika dirunut lebih jauh lagi, temuan ini secara jelas menunjukkan bahwa kelelawar memiliki pengaruh besar dalam perekonomian pertanian dan perhutanan," ujar Dr Gary McCracken, Kepala Departemen Ekologi dan Evolusi Biologi dari University of Tennessee, Knoxville, seperti dikutip melalui Straits Times, Jumat (1/4/2011).

Analisa ini berdasarkan nilai dari kegunaan pestisida alami yang disediakan oleh kelelawar-kelelawar tersebut dan mampu menggantikan fungsi pestisida buatan yang sangat dihindari para petani untuk digunakan membasmi hama. Biaya yang dihitung oleh para analis dalam studi tersebut sekira USD12 sampai USD173 per hektar ladang, dengan perhitungan lebar lahan yang digunakan untuk menanam kapas di wilayah Texas.

Lalu jika diperluas ke seluruh AS maka total nilai kelelawar-kelelawar itu bisa mencapai USD3,7 miliar hingga USD53 miliar per tahun.
 Sumber: www.okezone.com