skip to main |
skip to sidebar
Kehidupan Bisa Hadir di Satelit Planet Saturnus?
SAN FRANCISCO - Penelitian terbaru menyatakan bahwa molekul kompleks yang ada pada kehidupan di Bumi mungkin juga bisa membentuk kehidupan di satelit yang mengitari planet Saturnus, Titan. Untuk pertama kalinya, para ilmuwan telah menemukan bukti solid dari sebuah gunung berapi yang ditutupi oleh es di Titan, salah satu bulan yang mengorbit di planet Saturnus.
Penelitian tersebut juga menyatakan bahwa molekul organik di atmosfir Titan mungkin dapat bereaksi dengan air dari permukaan bulan tersebut, untuk membentuk biomolekul seperti asam
amino. Air tersebut mungkin dihantarkan melalui tumbukan komet atau erupsi dari gunung berapi yang ditutupi oleh es. Demikian seperti yang dikutip dari Space.com, Rabu (15/12/2010).
"Sangat memungkinkan kalau biomolekul bisa terbentuk di sana," ujar Catherine Neish dari John Hopkins Universitys Applied Physics Laboratory. Neish mempresentasikan hasil penelitiannya pada pertemuan musim gugur American Geophysical Union 2010.
"Ada banyak perputaran molekul organik di atmosfir bulan Titan yang kaya akan nitrogen. Atmosfir di bulan tersebut tidak terlalu banyak mengandung oksigen, jadinya kemungkinan terbentuknya biomolekul seperti asam amino di udara tidaklah terlalu besar," kata Neish.
"Akan tetapi molekul organik di atmosfir tersebut terus berjatuhan ke permukaan Titan. "Molekul-molekul tersebut terus berjatuhan dari atmosfer," kata Neish. "Di permukaan tanah, molekul organik tersebut mungkin memiliki kemungkinan tergabung dengan air, yang mana mungkin bisa mensuplai oksigen yang dibutuhkan,"
"Tapi proses terbentuknya biomolekul bisa terjadi apabila ada tumbukan komet atau erupsi gunung berapi," tambah Neish.
Air tidaklah umum di Titan, yang mana memiliki danau hidrokarbon cair. Suhu di permukaan bulan Titan adalah minus 179 derajat celcius, jadinya air yang ada pada satelit tersebut semuanya beku.