Selasa, 22 Maret 2011

Energi Nuklir Masih Relatif Aman untuk Indonesia

PLTN Fukushima (Foto: Daylife)
BANDUNG - Ledakan reaktor nuklir di PLTN Fukushima menyusul gempa bumi 8,9 SR di Jepang pekan lalu membuat seluruh dunia waspada terhadap ancaman radiasi nuklir. Meski begitu, sejumlah ilmuwan tetap menganggap nuklir sebagai salah satu opsi energi alternatif yang aman untuk Indonesia.

Itu diungkapkan pakar kebumian dan nuklir Institut Teknologi Bandung Prof. Dr. Zaki Su’ud dari Kelompok Keahlian Nuklir dan Biofisika. Menurut Zaki, ledakan reaktor nuklir PLTN Fukushima terjadi karena besarnya kekuatan gempa yang melebihi prediksi para ahli di Jepang.

"Bangunan dan fasilitas penting di Jepang sudah dipersiapkan untuk menghadapi gempa. Kekuatan gempa tertinggi yang diprediksi oleh Jepang adalah 7,9 SR. Maka, bangunan dan fasilitas didesain agar tahan menghadapi gempa 8,5 SR. Namun, gempa yang terjadi besarnya 9 SR, jauh melebihi prediksi. Maka terjadilah ledakan reaktor nuklir," ujar Zaki seperti dikutip situs resmi ITB, Kamis (17/3/2011).

Namun Zaki mengimbau agar Indonesia tidak terburu-buru mencoret nuklir sebagai opsi energi alternatif. Pasalnya berbeda dengan Jepang yang seluruh wilayahnya berpotensi terkena gempa yang tinggi, Indonesia memiliki beberapa daerah dengan potensi gempa rendah.

Indonesia memang memiliki potensi gempa yang beragam. Mulai dari wilayah Sumatera, Sulawesi dan Manokwari yang memiliki potensi gempa tinggi, Jawa dengan potensi gempa tingkat menengah, hingga Kalimantan, Bangka Belitung dan bagian utara Banten yang memiliki potensi gempa sangat rendah.

"Dalam pembangunan PLTN, yang terpenting ialah pelajari potensi bencananya, lalu buat desain yang meminimalisir terjadinya kerusakan jika terjadi bencana," jelas Zaki.

"Jangan lupakan fakta bahwa nuklir adalah sumber energi yang murah. Listrik yang berasal dari PLTN hanya dihargai Rp300 sampai dengan Rp350 per kWh. Bahkan, PLTN generasi keempat dapat menyediakan listrik dengan tarif Rp150 sampai dengan Rp200 per kWh. Ini sebabnya pemerintah China saat ini menggalakkan pembangunan PLTN," tambah Zaki lagi.

"Selain itu, PLTN tidak menghasilkan emisi karbon," tutupnya.

Sumber: www.okezone.com